SUAMI YANG TERBAIK
Oleh : Mohamad Fatoni Asyhari
خيركم خيركم لأهله، و أنا خيركم لأهلي
الراوي: عائشة و ابن عباس و معاوية بن أبي سفيان المحدث : السيوطي – المصدر : الجامع الصغير – الصفحة أو الرقم : 4100 خلاصة حكم المحدث : صحيح
Khoirukum khoirukum liahlihi, wa ana khoirukum liahlii
Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik buat keluarganya(istrinya), dan saya orang yang terbaik buat keluargaku (istriku).
(Hadits Shahih dari Aisyah, Ibnu Abbas dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Kitab : Al-Jami Ash-Shoghiir, Hadits No. 4100).
Suami yang terbaik tentunya adalah suami yang terbaik buat orang-orang yang disayanginya dan terdekat dengannya. Siapa lagi kalau bukan istri dan anak cucunya. Terlebih lagi buat istri yang sudah mau memberikan dan berbagi segalanya.
Untuk kita para suami, coba renungkan sejenak apa yang terjadi dalam kehidupan kita sejak nikah sampai sekarang.
1. Terhitung sejak ijab qabul saat pernikahan, suami telah menerima limpahan wewenang dan tanggung jawab akan kehidupan istri selanjutnya secara lahir batin.
2. Ketika masih berdua saja, istri telah memberikan apa yang suami minta, siap membantu dan menemani dalam segala kondisi.
3. Ketika istri mulai hamil, tentu suami sangat bahagia. Dibalik kebahagiaan suami istri, saat janin berkembang ternyata istri menjalani situasi kehidupan yang benar-benar baru baginya. Mulai nyidam, muntah, perasaan yang terkadang tidak menentu, kerepotan saat tidur, miring kanan atau kiri kurang nyaman, telentang juga agak berat menopang janin, belum lagi kekhawatiran saat-saat akan melahirkan nanti. Bisa suami tanyakan kepada istri yang baru hamil dan mempunyai anak pertama, apa yang dirasakannya ?
4. Ketika tiba saatnya melahirkan, istri berjuang lahir batin. Apakah proses kelahiran anak secara alami atau Caesar, keduanya sama-sama menyakitkan istri.
5. Ketika bayi sudah lahir, istri siap siaga memberikan Air Susu Ibu (ASI) atau susu formula yang tidak mengenal waktu. Siang jadi malam, Malam jadi siang, bahkan seperti tidak ada siang dan malam seluruh waktu selalu siaga menjaga sang buah hati.
6. Istri banyak menemani, mengasuh, mendidik, mengajar dan atau mengatur baby sitter dan pembantu demi sang buah hati tumbuh berkembang seideal mungkin.
7. Saat anak masuk usia BATITA (Bayi 3 tahun) masuk play group atau kelompok bermain, istri ikut mengantar, menjaga dan mengurusi segala keperluannya. Demikian pula saat BALITA, SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi.
8. Belum lagi cerita tentang perkembangan kejiwaan anak-anak. Subhanallah, tentu akan panjang lagi ceritanya.
9. Belum lagi cerita bagaimana istri berupaya semaksimal mungkin memenuhi kewajiban untuk suaminya.
Semua ini bagi istri bisa diterima, disyukuri dan dinikmati. Terbukti istri siap dan mungkin meminta agar Si Sulung mempunyai adik. Semua ini akan jadi lebih indah lagi jika suami memberikan segalanya yang terbaik buat istri, anak dan keluarga semuanya. Bukankah 9 point di atas merupakan realita yang suami tahu sendiri bagaimana hebatnya perjuangan istri. Jadi wajar dan logis, jika kita harus bisa memberikan yang terbaik kepada istri dan anak cucu. Semua yang kita berikan kepada mereka, hakekatnya adalah sedekah kita sendiri yang akan kita dapatkan pahala dan nilai positifnya di dunia sampai akherat.
Subhanallah, betapa indahnya Islam mengatur umatnya.
Subhanallah, Allah SWT sangat sayang terhadap hambaNya.
Semoga keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah di dunia sampai akherat.
Aamiin… Allahumma Aamiin…
Aamiin… Yaa Mujibass Sailin…
Aamiin….ya Allah ya Rob…..
Tinggalkan Komentar